Tugas Cerpen

Sifat Buruk ku

Jujur aku bingung harus mulai dari mana, perkenalkan namaku Fajar ini adalah kisah hidup yang ku jalani dimana sifat buruk ku yang sangat menggangu kehidupan dalam percintaan ku. Aku adalah seorang mahasiswa yang sudah gagal dua kali dalam menjalani cinta, yang pertama gagal pada saat sma, dan yang kedua pada saat kuliah yang saat ini kujalani.

Kali Aku akan menceritakan betapa sifat buruk itu sangat merugikan dalam kisah cinta ku pada saat sma, bermula pada saat aku masih duduk dikelas satu sma, dimana anak – anak kelas masih baru barunya lulus dari smp, aku berusaha beradaptasi dalam suasan baru yang ada disma, mencari tempat duduk yang strategis, dan mencari teman sebanyak banyaknya. Setalah beberapa bulan berlalu aku sudah memiliki banyak teman khususnya teman sekelas, tapi ada seseorang wanita yang tidak kukenal dia selalu datang kekelas ku untuk memenemui teman kelas ku.

Pada suatu hari, disaat jam istirahat teman ku memanggil “ Fajar sini – sini… “ aku pun bingung kenapa dia memanggil ku, aku pun menyampiri teman kelas ku dan dia berkata “ Fajar ada yang mau kenalan tu sama lu…” aku dengan sedikit bingung berkata “ Eee… iya siapa? “ ternyata yang ingin berkenalan dengan ku wanita yang tidak kunal dan selalu kekelas ku, dan akupun berjabat tangan denganya dan berkenalan. Ternyata nama dari wanita tersebut bernama Dinda, aku saat itu sangat pendiam dan kurang peduli saat berkenalan akupun langsung pergi tanpa berkata apa – apa.

Keesokan harinya wanita atau dikenal sebagai Dinda itu datang lagi kekelas ku dan dia menyamperi teman kelasku. Dan dia meminta temanku untuk memanggil aku lagi, dan teman ku memanggil aku lagi “ Fajar sini Dinda mau ngomong “ aku pun dengan dinginya memalingkan mukaku kerah lain dan dia pun pergi kekelasnya aku pun tidak merasa apa – apa saat dia pergi kekelasnya dan tidak merasa bersalah.

Besoknya dia tidak datang kekelas ku dan kejadian ini berlanjut dia tidak pernah datang lagi kekelas ku, dan entah kapan aku pun sadar apa yang telah aku perbuat itu salah. Waktu terus berjalan sampai akhirnya sampai ujian kenaikan kelas aku tetep memikirkan kesalah yang kuperbuat terhadapnya, aku pun terus memikirkan Dinda Dinda dan Dinda disitu aku menyadari kalo aku menyukai dia.

Disaat kenaikan kelas dan aku pun naik kekelas dua sma dan masuk kejurusan ips aku pun mencari informasi tentang dia, masuk jurusan ipa atau ips aku pun ingin mencari tahu dia dengan menanyakan teman kelas ku dulu yang temanya dia juga, dan akupun bertanya “ ehh… lu tau Dinda tu masuk jurusan apa? “ lalu teman ku berkata “ ngapaiin lu nanyaiin dia? Bukannya lu gak peduli? “ dan saat itu juga aku pun mulai berpikir betapa jahatnya aku saat itu.

Disaat itu juga aku menjelaskan keteman teman ku bahwa aku memiliki sifat yang buruk dari sifat pendiam, tidak peduli, angkuh dan tidak peka terhadap persaan orang lain. Teman teman kupun akhirnya mengerti dan berkata “ lu suka ya sama dia? Kenapa baru sekarang! Dia udah jadian sama orang lain tau gak!? “ setalah mendengar perkataan dari teman ku hanya penyesalan saja yang kurasakan, dan berfikir kenapa aku harus berbuat hal bodoh itu.

Sekedar saran saja, jika kalian suka dengan seseorang jangan lah menutupinya dengan keangkuhan kalian atau dengan rasa tak peduli terhadap dia. Lebih baik memulai dari berkenalan dengan wajar dan menjalaninya secara perlahan lahan buat lah suasana senyaman mungkin dan dia akan nyaman dengan mu. Penyesalan selalu datang belakangan jangan lah membuang kesempatan sekecil apapun meskipun harus dari hal kecil dengan berkenalan, berjabat tangan maupun memberikan salam ke dia.

Kisah Urban Legend Puisi Tomino Dari Jepang

1zchm4p

Tomino adalah sebuah urban legend dari Jepang tentang sebuah puisi yang dapat membunuh siapa pun yang membacanya dengan keras-keras.

Di dunia ini ternyata ada sebuah peraturan di mana aturan itu tidak boleh mengucapkan sesuatu dengan keras dan lantang, peraturan ini telah di buat dalam sebuah puisi dari Jepang yang berjudul “Tomino” atau bahasa lainya Neraka Tomino. Tomino adalah salah satu sebuah urban legend yang terkenal dari Jepang yang menurut legenda jika kalian membaca puisi ini dengan keras dan lantang, maka suatu bencana akan datang ke siapapun yang membaca puisi ini, kalian akan merasa sakit/tersiksa bahkan dapat melukai diri sendiri. Dan yang paling terburuk adalah berujung dengan kematian.

Ini adalah sebuah puisi Tomino tersebut yang sudah di terjemahkan dari bahasa Jepang ke Indonesia.

Tomino

Tomino dari neraka, sang kakak memuntahkan darah, sang adik meludahkan api, Tomino yang lucu meludahkan sebuah permata yang berharga.

Tomino meninggal sendirian dan dia jatuh ke dalam neraka, neraka yang gelap, dan tanpa iringan bunga. Apakah kakak tertua dari Tomino terkena sebuah hukum cambuk? jumlah bekas memar berwarna merah adalah buktinya, mencambuk, memukul dan berdebar-debar ketakutan.

Jalan menuju neraka yang kekal hanya ada satu cara, yaitu syarat untuk membimbing ke dalam kegelapan di neraka, dari domba yang berwarna emas, dari seekor burung bulbul, berapa banyak benda yang tersisa di dalam tas kulit, siapkan untuk perjalanan yang tak berujung ke dalam neraka.

Musim semi datang dan saatnya kita pergi ke hutan dan ke lembah-lembah, salah satu dari lembah yang gelap itu ternyata sebuah neraka, di dalam kandang seekor burung bulbul, di dalam gerobak domba, di dalam air mata Tomino, sebuah tangisan, seekor burung bulbul, untuk sebuah hutan, sebuah hujan, dan cintamu untuk adikmu.

Gema lolongan tangisan dari neraka, dan bunga darah berwarna merah telah mekar, melalui tujuh gunung dan lembah-lembah di neraka, Tomino memulai perjalanan dengan sendirian, untuk menyambut kamu di dalam neraka, sebuah duri yang berkilauan dari gunung jarum, tusukan tongkat ke dalam daging segar sebagai tanda untuk Tomino yang lucu.

Sungguh puisi yang sangat aneh dan sangat sulit untuk di cerna bagi kita.

Ada seorang saksi dari penyiar radio Jepang berkata : “Aku pernah membacakan puisi Tomino di sebuah program untuk radio online dalam edisi Radio Urban Legends, pada awalnya semuanya normal dan baik-baik saja, namun secara tiba-tiba saja tubuhku menjadi sulit untuk di gerakan, aku hanya bisa membaca setengah dari puisi itu dan kemudian aku menghentikanya. Dua hari kemudian tiba-tiba saja aku mengalami sebuah kecelakaan mobil dan aku mengalami cedera, aku mendapat tujuh jahitan di tubuhku. Aku tidak ingin berpikir bahwa ini adalah karena akibat membaca puisi itu. Tetapi ini sungguh di luar dugaanku.”

 

Sumber: http://ghost-story.mywapblog.com/sebuah-kisah-urban-legend-puisi-tomino-d.xhtml

Kisah Beethoven, Komponis Yang Tuli

Beethoven

Ludwig Van Beethoven adalah benar-benar seorang pencipta musik orisinil, banyak perubahan-perubahan yang dilakukan dan diperkenalkannya mempunyai pengaruh yang abadi pada dunia musik. Dengan mendemonstrasikan kemungkinan yang hampir tak terbatas yang bisa dihasilkan oleh piano, dia membantu menjadikan piano itu instrumen musik yang paling terkemuka. Beethoven membuka babak transisi dari musik klasik ke musik bergaya romantik dan karyanya merupakan sumber ilham untuk gaya romantik. Karya-karyanya hanya bisa dimainkan oleh mereka yang mempunyai pengetahuan musik yang tinggi. Dia di nobatkan sebagai salah satu dalam seratus tokoh paling berpengaruh dalam sejarah dunia di urutan yang ke-42 yang disusun oleh Michael H. Hart.

Tapi tahukah teman bahwa sebagian besar karya-karya hebat milikBeethoven justru tercipta ketika ia menjadi tuli. Tuli buat seorang pencipta musik betul-betul merupakan suatu malapetaka. Hingga suatu ketika timbul keinginan beethoven untuk bunuh diri. Ketika Beethoven berumur 20-an, tanda-tanda ketuliannya mulai tampak. Gejala ini amat merisaukan si komponis muda. Tahun-tahun antara 1802-1815 sering dianggap masa pertengahan karier Beethoven. Pada masa istirahat itu, akibat ketuliannya yang menghebat, dia mulai mundur dari pergaulan masyarakat. Ketunarunguannya ini membuat orang punya kesan tidak yakin bahwa Beethoven memang betul-betul anti manusia, anti masyarakat, benci bergaul.

Pada usia 40-an Beethoven menjadi seratus persen tuli. Akibatnya, dia tak pernah lagi tampil di muka umum dan semakin menjauhi masyarakat. Hasil karyanya semakin sedikit dan semakin sulit di fahami. Sejak itu dia mencipta terutama buat dirinya sendiri dan beberapa pendengar yang punya ideal masa depan, meski terkadang ia menempelkan telinganya ke piano untuk bisa menghasilkan sebuah komposisi musik. Dia pernah bilang kepada seorang kritikus musik, “Ciptaanku ini bukanlah untukmu tetapi untuk masa sesudahmu.”

Meski pada masa-masa ketuliannya Beethoven tidak menjaga mutu komposisi musiknya, Tetapi kenyataannya sungguh mengherankan dari yang dibayangkan. Dalam masa tahun-tahun ketulian totalnya itu,Beethoven justru melakukan ciptaan tidak sekedar setara dengan karya-karya yang dihasilkan sebelumnya, melainkan umumnya karya dalam ketulian itu dianggap merupakan hasil karya terbesarnya.

Karya-karya Beethoven itu antara lain 9 simfoni, 32 sonata piano, 5 piano concerto, 10 sonata untuk piano dan biola, serangkaian kuartet gesek yang menakjubkan, musik vokal, musik teater, dan banyak lagi. Tetapi, yang lebih penting dari jumlah ciptaannya adalah segi kualitasnya. Karyanya merupakan kombinasi luar biasa dari kedalaman perasaan dengan kesempurnaan tata rencana. Beethoven memperagakan bahwa musik instrumental tak bisa lagi dianggap cuma punya nilai seni nomor dua. Ini dibuktikan dari komposisi yang disusunnya yang telah mengangkat musik instrumental itu ke tingkat nilai seni yang amat tinggi.

Beethoven kehilangan kekuatan terbesarnya sebagai seorang komponis yaitu pendengaran. Namun beethoven telah membuktikan ketuliannya itu tidak bisa menghentikan kecintaannya dalam bermusik. Meski sempat putus asa tapi ia bisa bangkit lagi, beethoven tidak menyerah pada keadaan.

Semoga Kisah Beethoven ini  bisa menginspirasi kita semua agar kita tidak mudah menyerah pada keadaan, dan terus berjuang meraih impian!

 

Sumber: http://www.chordsteria.com/2013/03/Kisah-beethoven.html

Biografi Wolfgang Amadeus Mozart

mozart

Wolfgang Amadeus Mozart yang bernama asli Johannes Chrysostomus Wolfgangus Gottlieb Mozart (lahir di Salzburg, 27 Januari 1756 – meninggal di Wina, Austria, 5 Desember 1791 pada umur 35 tahun) merupakan seorang komponis besar yang sangat penting berpengaruh pada era Classical. Mozart telah membuat lebih dari 600 karya sepanjang hidupnya, yang terdiri dari karya musik symphonic, concertante, chamber, operatic, and choral music.

Mozart mengenal musik sejak lahir. Ayahnya, Johann Georg Leopold Mozart adalah komponis penting pada jamannya, salah satu karyanya yang paling penting adalah Kindersinfonie (Simfoni Anak-Anak). Sewaktu berumur empat tahun, Mozart sudah mampu memainkan harpsichord dan melakukan improvisasi pada karya-karya musik pendahulunya. Dia bahkan menulis komposisinya yang pertama saat berumur lima tahun. Karya-karyanya antara lain adalah Violin Sonata, dan beberapa Minuet. Leopold mengumpulkan semua komposisi ini tanpa sepengetahuan anaknya. Demikian halnya dengan Maria Anna Mozart (Nannerl), kakaknya, dia juga adalah pemain piano yang sangat handal.

Perjalanan Karya Bermusik Mozart

Pada bulan September 1762, Leopold mengambil cuti panjang dari jabatannya untuk mempromosikan anaknya kepada raja-raja. Mereka lalu berangkat ke Wina. Di sana Mozart bermain piano di depan Ratu Maria Theresia yang terpukau akan keahlian permainan Mozart dan Nannerl. Setelah konser ini, Mozart harus mengikuti konser yang cukup panjang selama tiga tahun yaitu Paris dan London. Di tempat tersebut Mozart mengadakan konser di hadapan raja-raja yang juga memujinya.

Pada tahun 1769, Mozart mengadakan perjalanan ke Italia. Hasil perjalanan ini cukup baik, Mozart sangat produktif dalam penciptaan komposisi. Dia menggubah opera Mitridati, rè di Ponto (1770) dan Lucia Silla (1772) dan keduanya mendapat sukses besar dalam pertunjukannya di Milan. Mozart juga mencipatakan banyak simfoni selama perjalanan ini, dan dipengaruhi para komponis-komponis italia seperti Sammartini. Di Bologna, Mozart juga belajar pada guru komposisi yang paling terkenal pada masa itu, Padre Martini.

Sebelum kembali dari Italia, Mozart tinggal bersama ayahnya selama sepuluh minggu di Wina, Leopold tidak ingin Mozart kembali dan bekerja menjadi “tukang” musik yang tak terlalu dihargai di Salzburg. Leopold berusaha mendapatkan jabatan untuk anaknya di Wina, namun tak berhasil. Sebenarnya, perbuatan Leopold memamerkan anak-anaknya ke seluruh Eropa tak terlalu disukai oleh Kaisar Austria.

Sekembalinya dari Italia pada 13 March 1773, Mozart dipekerjakan sebagai pemusik kerajaan di Salzburg oleh Prince-Archbishop Hieronymus Colloredo. Di Wina, Mozart mendengar karya-karya Joseph Haydn yang terbaru dan dia berteman dengan Michael Haydn (1737-1806), adik dari Joseph Haydn. Salah satu karya yang penting pada pada masa ini adalah K.183, Simfoni No. 25 in G Minor (1773) dan K. 201, Simfoni in A Major (1774).

Pada ulang tahunnya yang ke-21, jumlah komposisinya sudah mencapai tiga ratus buah. Meskipun kemampuan menulis lagunya berhasil, Mozart tidak puas dengan Salzburg dan berupaya untuk menemukan posisi tempat lain. Salah satu alasan adalah gaji yang rendah yaitu 150 florin tahun. Mozart juga ingin menulis lagu opera, namun Salzburg jarang menyelenggarakannya. Situasi makin buruk pada 1775 ketika teater istana ditutup. Dua ekspedisi panjang Mozart sedikit menghambatnya untuk mencari pekerjaan. Mozart dan ayahnya mengunjungi Wina dari 14 Juli – 26 September 1773 dan Munich dari 6 Desember 1774 sampai Maret 1775. Kunjungan tidak berhasil, meskipun perjalanan Munich menghasilkan keberhasilan populer dengan pemutaran perdana opera Mozart La finta giardiniera

Pada Agustus 1777 Mozart mengundurkan diri dari jabatannya di Salzburg. Pada tanggal 23 September memberanikan diri sekali lagi untuk mencari pekerjaan, dengan pergi ke Augsburg, Mannheim, Paris, dan Munich. Di antara karya yang diciptakan Mozart selama perjalanannya di Paris yang terkenal adalah A minor piano sonata K. 310/300d dan the “Paris” Symphony (no. 31); Keduanya ditampilkan di Paris pada 12 dan 18 June 1778. Pada bulan Januari 1781, opera Idomeneo Mozart ditampilkan dan menuai kesuksesan besar di Munich.

Karir baru Mozart di Wina pun dimulai. Dia sering tampil sebagai pianis, terutama dalam kompetisi sebelum Kekaisaran dengan Muzio Clementi pada tanggal 24 Desember 1781, dan ia telah membuktikan dirinya sebagai pemain keyboard terbaik di Wina. Ia juga sejahtera sebagai komposer. Pada tahun 1782 Mozart menyelesaikan opera Die Entführung aus dem Serail (The Abduction dari Seraglio) yang perdana pada tanggal 16 Juli 1782 dan meraih sukses besar.

Mozart menikah dengan Constanze pada 4 Agustus 1782 di Katedral St Stephen dan memiliki 6 anak. Selama 1782-1783, Mozart menjadi akrab dengan karya Johann Sebastian Bach dan George Frideric Handel karena pengaruh Gottfried van Swieten yang sering berkunjung ke rumahnya dan memiliki banyak manuskrip dari master Baroque. Mozart mempelajari partitur lagu-lagu tersebut dan menginspirasinya untuk menulis karya dalam gaya Baroque, dan kemudian mempengaruhi musikalitas dirinya, misalnya di bagian fugal dalam Die Zauberflöte (The Magic Flute) dan The finale of SymphonyNo.41.

Pada tahun 1783, Mozrt dan istrinya mengunjungi keluarga Mozart di Salzburg. Ayah dan kakaknya menyambut Constanze dengan sopan. Namun dalam kunjungan ini, Mozart diminta untuk membuat salah satu dari komposisi liturgi Mozart yang terkenal “The Mass in C minor”. Walaupun belum selesai, karya tersebut ditampilkan di Salzburg dengan Constanze yang menyanyi di bagian solo.

Pada tahun 1784, Mozart bergabung menjadi anggota Freemason, suatu serikat yang mendukung ide persaudaraan di bawah Tuhan. Puncak karier Mozart terdapat pada masa 1784-1786. Mozart sangat rajin menggubah. Dia membuat 12 Concerto dan para musikolog menganggapnya sebagai karya Mozart yang paling penting. Walau Kaisar Joseph II ikut mendengar konser Mozart, hal itu sama sekali tak membantu keuangannya. Mozart diberi jabatan sebagai pemusik istana dengan gaji yang tak terlalu besar.

Le Nozze di Figaro (“Pernikahan Figaro”) dipentaskan pertama kali di Wina pada tahun 1786 dan meraih sukses sehingga Mozart membawanya ke Praha (ibukota Ceko) dengan kesuksesan lebih besar lagi.

Mozart menggubah beberapa karya lagi antara lain K. 505, Simfoni No. 38 in D Major ‘Prague’. Berkat kesuksean Le Nozze di Figaro, Mozart bersemangat untuk membuat opera baru antara lain Don Giovanni, sebuah komik opera. Mozart untuk pertama kali memakai trombon pada operanya, hal inilah yang mengakibatkan munculnya efek yang cukup dramatis. Pada tahun 1787, Leopold meninggal dunia dan cukup memengaruhi karya Mozart.

Menjelang akhir dekade, keadaan Mozart memburuk. Sekitar 1786 ia tak lagi sering muncul dalam konser publik dan penghasilannya menyusut. Waktu itu adalah waktu yang sulit bagi musisi di Wina karena Austria sedang berperang.

Pada pertengahan 1788, Mozart dan keluarganya telah pindah dari pusat Wina untuk pinggiran Alsergrund. Namun hal ini tidak menyelesaikan masalah keuangan Mozart. Mozart pun mulai meminjam uang, paling sering dari temannya dan sesama Mason Michael Puchberg. Maynard Solomon dan lain-lain telah berpendapat bahwa Mozart menderita depresi. Karya utama dari periode ini termasuk tiga simfoni terakhir (No 39, 40, dan 41 , semua dari 1788), dan yang terakhir dari tiga Ponte opera Da, Cosi fan Tutte, yang ditampilkan pada tahun 1790.

Pada musim semi 1789 Mozart membuat perjalanan panjang ke Leipzig, Dresden, dan Berlin berharap dapat meningkatkan nasibnya, dan ke Frankfurt, Mannheim, dan kota-kota Jerman lainnya pada tahun 1790. Namun perjalanan tersebut kurang berhasil dan tidak meringankan kesulitan keuangan keluarganya.

Tahun-tahun terakhir dalam hidup Mozart sampai ia terserang penyakit merupakan waktu produktif Mozart. Ia membuat banyak karya hebat, termasuk beberapa karyanya yang paling dikagumiseperti : the opera The Magic Flute; the final piano concerto (K. 595 in B-flat), the Clarinet Concerto K. 622, karya terakhir string quintets Mozart (K. 614 in E-flat),the motet Ave verum corpus K. 618, dan Requiem K. 626 yang tidak selesai.

Kondisi keuangan Mozart yang menjadi sumber kecemasannya pada tahun 1790 akhirnya membaik. Walaupun tidak ada bukti nyata, namun Mozart dikabarkan memiliki pelanggan yang kaya di Hungaria dan Amsterdam yang memberikan imbalan kepada Mozart untuk komposisi yang dipesan sesekali. Dia mungkin juga mendapatkan imbalan dari karyanya untuk musik dansa. Mozart tidak lagi meminjam uang dalam jumlah besar kepada Puchberg dan mulai melunasi hutang-hutangnya.

Ia sangat puas dengan karya-karyanya yang dipentaskan dan sangat berhasil, terutama The Magic Flute (sering ditampilkan dalam periode yang singkat antara pertunjukan pertamanya dan kematian Mozart) dan The Little Masonic Cantata K. 623, yang ditampilkan perdana pada 15 November 1791.

Kematian Mozart

Mozart jatuh sakit ketika berada di Praha untuk pemutaran perdana  opera La Clemenza pada 6 September 1791 di Tito, yang ditulis pada tahun yang sama untuk perayaan penobatan Kaisar. Dia mampu melanjutkan pekerjaannya dengan profesional untuk beberapa waktu, dan melaksanakan pertunjukan perdana The Magic Flute pada 30 September 1791. Penyakitnya mulai memburuk pada 20 November 1791, di mana Mozart menderita pembengkakan, nyeri, dan muntah.

Mozart dirawat oleh istri dan adik bungsu istrinya, dan dirawat oleh dokter keluarga, Thomas Franz Closset. Walaupun dalam keadaan sakit, ia masih terbeban untuk menyelesaikan karya Requiem. Buktinya, ia mendidiktekan beberapa bagian ke Süssmayr, muridnya.

Mozart meninggal pada tanggal 5 Desember 1791 jam 1 pagi dalam usia 35 tahun. The New Grove menunjukkan fakta-fakta dari pemakaman Mozart : Mozart dimakamkan di pemakaman umum, sesuai dengan adat Wina kontemporer, di St Marx Cemetery di luar kota pada tanggal 7 Desember. Jika, seperti yang laporan katakan, tidak ada pelayat menghadiri, itu juga konsisten dengan adat penguburan Wina pada saat itu. Di kemudian hari, Jahn (1856) menulis bahwa Salieri, Süssmayr, van Swieten dan dua musisi lain menghadiri pemakaman Mozart. Kisah yang mengatakan bahwa saat itu badai dan salju adalah palsu karena pada hari itu cuaca tenang dan sejuk.

Penyebab kematian Mozart tidak dapat diketahui dengan pasti. Catatan resmi mengatakan sebagai “hitziges Frieselfieber” (“demam miliaria parah”, mengacu pada ruam yang terlihat seperti biji millet), penjelasan yang tidak cukup untuk mengidentifikasi penyebabnya. Para peneliti telah mengemukakan setidaknya 118 penyebab kematian, termasuk trichinosis, influenza, keracunan merkuri, dan penyakit ginjal langka. Hipotesis yang paling banyak diterima adalah bahwa Mozart meninggal karena demam rematik akut.

 

Sumber: https://theresiadeborah.wordpress.com/2012/04/15/biografi-wolfgang-amadeus-mozart/